Naik kereta Api, Jes...Jess...Jess






Hari pertama pemberlakuan tarif kereta api yang baru, saya iseng-iseng mencoba menaiki kereta. Saya  ingin tahu apakah dengan kenaikan tarif kereta, pelayanan dan fasilitasnya juga ditingkatkan. Saya naik kereta KRL AC dari Sudimara menuju Tanah abang. Harga tiket dari Rp. 4.500 naik menjadi Rp. 6.000.

Kesan pertama waktu naik kereta adalah Panas!! Entah kenapa hari sabtu siang ini kereta yang saya naiki padat dan penuh, sampai-sampai saya ga kebagian tempat  duduk. Kereta yang saya naikin sama persis dengan kereta Ciujung yang lima hari yang lalu saya naiki. Waktu itu harga tiketnya  4.500. Cuma bedanya kereta yang saya naikin sekarang lebih panas. ACnya berasa kayak Angin Cepoy-cepoy alias kipas angin.

Sampai di Tanah Abang, saya turun dari kereta dan menuju loket untuk membeli karcis pulang. Stasiun Tanah Abang terlihat sangat ramai dan padat. Penumpang yang menunggu, banyak yang tidak kebagian tempat duduk sehingga dengan santainya mereka ngelonjor di lantai dalam stasiun. Hal itu membuat saya kesulitan berjalan.

Begitu sampai di depan loket karcis, saya celingak-celinguk kebingungan. Ada banyak loket karcis di depan mata saya dan hanya 5 yang dibuka. Namun, tidak ada papan pengumuman atau papan informasi  yang berisi jadwal kereta terbaru, harga tiket dan dimana penumpang bisa naik kereta tersebut. Yang ada hanya nama-nama kereta dan jadwal pemberangkatan yang sudah jadul.

Reflek saya segera tanya ke bapa-bapa di depan saya dan dia segera memberi tahu loket untuk kereta tujuan serpong. Begitu tiba di depan loket, saya minta tiket KRL ke serpong dan si mas karcis segera memberikan saya tiket kereta KRL yang 1500.


Selesai dapat tiket, saya segera minggir dan menuju peron. Tapi sekali lagi saya bingung musti naik di peron yang mana. Sekali lagi saya mencolek orang –orang sekitar dan bertanya dimana saya bisa naik kereta. Ternyata saya naik di peron 5. Dan begitu kereta saya datang, saya kaget luar biasa. Yang datang ternyata kereta langsam. Kereta langsam itu kereta disel yang super penuh dan desek-desekan. Berbagai macam tipe mahluk hidup dan bau2an ada disana semua.

Dan semenit kemudian ada pemberitahuan di speaker kalau kereta ac ke serpong akan datang 5 menit lagi di peron 6.
Langsung saja saya lari ke loket dan menukar tiketnya sambil ngomel2 ke abang tiket. Sampai di peron 6, sudah ada kereta ac. Saya segera naik ke dalam kereta dan mencari temapt duduk. Takut salah naik, saya kembali bertanya ke orang samping saya dan ternyata…jeng…jeng…jeng… saya salah naik lagi. Kereta yang saya naikin memang KRL AC tapi jurusan bogor. Alhasil saya bergegas keluar dari kereta dan nyolek orang disekitar untuk bertanya dimana kereta KRL AC yang ke arah serpong.

Ternyata KRL AC yang ke Serpong ada di peron lima. Saya segera lari ke peron lima dan naik ke kereta yang sedang asyik ngetem di situ. Untuk memastikan kalau saya ga salah lagi, saya langsung bertanya ke ibu-ibu disamping saya dan ternyata ini kereta yang saya maksud.


Huf..berakhir sudah perjalanan saya jalan-jalan keliling stasiun tanah abang. ternyata naik kereta api di Indonesia ribet dan membingungkan. Ga ada papan atau plang informasi yang memberitahu jadwal kereta dan tempat naiknya. Seharusnya papan dan plang jadwal itu ada dan penting supaya orang-orang tidak salah naik kereta. Ketiadaan plang informasi membuat saya berfikir, jangan-jangan  perusahaan kereta menganggap semua penumpang itu keturunan “mbah dukun” yang tahu semua jadwal kereta dan tempat naiknya sehingga tidak perlu lagi adanya plang informasi.

Selain itu di loket tempat beli tiket, seharusnya ada papan pemberitahuan dimana harus membeli kereta yang AC dan tidak AC, jadi penumpang ga salah beli tiket. Petugas yang ada di sekitar peron hampir tidak ada bahkan tidak ada tempat pusat informasi sehingga penumpang yang bingung dengan kereta akan bingung untuk bertanya kemana dan mereka akan semakin bingung dengan kebingungannya itu (nah lo tripel bingung deh jadinya!!).

Sosialisasi jadwal kereta masih minim. Masyarakat hanya tahu akan terjadi kenaikan tarif dan peniadaan kereta AC ekpress saja, namun tidak diberitahu  soal adanya perubahan jadwal. Hal ini menyebabkan banyak orang yang terlambat naik dan salah naik kereta. Sarana seperti AC yang seharusnya menjadi hak penumpang tidak diperbaiki dan dirawat dengan baik. Sehingga sudah bayar mahal-mahal (mahal menurut kantong mahasiwa yang juga anak Kossan) tapi masih harus kipas-kipas kepanasan.

Kesimpulannya, kenaikan harga tiket kereta tidak sebanding dengan peningkatan pelayanan serta fasilitas yang diberikan ke penumpang. Yang ada penumpang akan semakin bingung dengan perubahan jadwal kereta.

Untuk yang belum pernah naik kereta sama sekali,saran saya jangan pernah naik kereta sendirian karena dikhawatirkan akan nyasar atau salah naik. Apalagi jika kalian adalah orang yang malu bertanya dan bukan keturunan “mbah dukun”, pasti akan sesat dijalan. Saya saja yang sudah pernah  merasakan asem, kecut, wangi bau-bauan di kereta selama beberapa tahun masih bingung saat naik kereta dengan jadwal baru.

Saya bukan ingin menjelek-jelekkan PT KAI, namun hanya sekedar ingin membagi pengalaman dan perspektif saya mengenai perkeretaapian di Indonesia. ^_^

Komentar

Postingan Populer